Pasang Iklan Gratis

Menag sebut capaian kerukunan tak sekadar lewat raihan indeks

 Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan capaian Indeks Kerukunan Umat Beragama tidak boleh dimaknai semata-mata sebagai keberhasilan berbasis angka, melainkan harus dilihat dari sejauh mana umat semakin dekat dengan ajaran agamanya masing-masing.

“Perasaan saya juga belum merasa puas dengan apa yang kami capai, karena (kinerja ini) rasanya baru permulaan. Rasanya saya sedang melakukan pemanasan di rumah, baru pemanasan,” ujar Menag Nasaruddin Umar di Jakarta

Ia mengatakan keberhasilan pembangunan kehidupan beragama tidak bisa diukur hanya melalui indikator fisik atau statistik. Menurut dia, selama umat masih berjarak dengan nilai-nilai ajaran agamanya, maka tujuan utama keberagamaan belum sepenuhnya tercapai.

“Tapi ketika umat ini sudah makin dekat dengan agamanya, barulah kami mungkin bisa agak lega dan bernapas,” kata dia.

Menag menilai bahwa tantangan kehidupan beragama tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga menjadi fenomena global. Karena itu, ia mendorong agar Indonesia ke depan dapat menjadi rujukan atau kiblat dalam penguatan kehidupan beragama yang moderat dan rukun.

Ia yakin jika umat beragama semakin dekat dengan ajaran agamanya masing-masing, maka kriminalitas bisa ditekan, produktivitas meningkat, dan kedamaian antarkelompok akan terwujud.

Sebelumnya, Indeks Kerukunan Umat Beragama (IKUB) 2025 mencapai 77,89, skor tertinggi sejak survei 2015 yang didasarkan survei Evaluasi Kerukunan Umat Beragama 2025 oleh Kementerian Agama bekerja sama dengan Pusat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat Universitas Indonesia.

Kemenag melaporkan sejak 2015 sampai 2025, indeks KUB tahun ini adalah yang tertinggi. Angka KUB nasional dalam 11 tahun terakhir adalah, 75,36 (2015), 75,47 (2016), 72,27 (2017), 70,90 (2018), 73,83 (2019), 67,46 (2020), 72,39 (2021), 73,09 (2022), 76,02 (2023), 76,47 (2024).

Selain Indeks KUB, Kementerian Agama juga merilis Indeks Kesalehan Umat Beragama (IKsUB) dengan skor 84,61 atau masuk kategori sangat tinggi. Ada dua dimensi survei yaitu sosial dan individual.

0 Response to "Menag sebut capaian kerukunan tak sekadar lewat raihan indeks"

Posting Komentar